Jakarta - Setinggi-tingginya gaji PNS golongan IIIA, cukup sulit baginya untuk membeli rumah miliaran rupiah jika hanya mengandalkan gaji saja. Namun kasus Gayus Tambunan merupakan pengecualian.
Direktur Kepatutan Internal Transformasi Sumber Daya Aparatur (Kitsda) Ditjen Pajak, Bambang Basuki, menyatakan tak mungkin seorang PNS setara Gayus membeli rumah semewah yang ada di Gading Park View.
"Seharusnya nggak mungkin. Saya katakan ini (Gayus) pengecualian," kata Bambang kepada detikcom, Kamis (25/3/2010).
Bambang mengatakan, tanpa adanya kasus Gayus, Kitsda selalu melakukan pengamatan dan penindakan terhadap pegawai-pegawai Pajak yang nakal. Sosialisasi dan peringatan kepada 32.000 pegawai Ditjen Pajak sudah dilakukan.
"Kita sendiri tanpa ada ini (kasus Gayus) terus jalan dan keliling," ungkapnya.
Namun meski sudah bekerja sesuai tugasnya, Kitsda tidak bisa menjamin ada beberapa oknum Pajak yang seperti Gayus. Jika ada oknum yang bermain, Kitsda segera menginvestigasi oknum tersebut.
"Ya kita terusin (pemeriksaan). Kalau nggak, nanti bisa jadi preseden buruk ke masyarakat," ujar Bambang.
Jakarta - Kekecewaan masyarakat terhadap kinerja para petugas pajak, berujung dengan munculnya gerakan di Facebook untuk memboikot bayar pajak. Kasus markus pajak Rp 25 miliar yang menyeret nama Gayus Tambunan ikut meramaikan grup tersebut.
Grup facebook ini bertajuk 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat detikcom berkunjung, Kamis (25/3/2010), ada 3.422 facebooker yang menjadi anggotanya.
Nah, kasus Gayus Tambunan rupanya menjadi amunisi baru mereka untuk menolak membayar pajak.
"Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!" kata Hendry Setiabudi.
Seorang facebooker lain, Benetta Heaster Gladwynne, juga meramaikan grup ini dengan memberikan link untuk mendukung grup 'Dukung Susno Duadji Untuk Membongkar Markus Di Polri'.
Kasus markus pajak Rp 25 miliar ini memang berawal dari pernyataan Susno. Gerakan facebook mendukung Susno juga tumbuh bak jamur di musim hujan.
Grup sejuta facebooker boikot pajak ini sebenarnya muncul sudah agak lama, sejak 5 Januari 2010. Namun kasus Gayus Tambunan semakin meramaikan grup ini.
Jakarta - Mertua Gayus Tambunan kena getahnya gara-gara pegawai Pajak golongan III A tersebut jadi buah bibir. Rumahnya didatangi oleh pemburu berita untuk mengorek latar belakang Gayus yang kini tak diketahui jejaknya itu.
Tetangga sekitar menyebutkan, keluarga mertua Gayus dikenal tertutup. Keluarga Ida Ayu, nama ibu mertua Gayus, jarang bersosialisasi dengan tetangga kendati sudah menetap belasan tahun.
Pantauan detikcom di rumah mertua Gayus Tambunan, Jl Cempaka Nomor 7, RT 3/RW 12, Rawabadak, Koja, Jakarta Utara, Kamis (25/3/2010), rumah itu tertutup. Penghuni di dalam rumah itu tak merespons kendati detikcom mencoba mengetuk dan memencet bel berulang kali.
Rumahnya cukup besar dan tak bertingkat. Dari luar, lebar rumah itu sekitar 10 meter. Halaman rumah yang luasnya sekitar 4 x 2 meter ditanami pohon jambu air berdaun lebat sehingga membuat rimbun rumah itu. Pot-pot tanaman menghiasi halaman itu.
Di garasi tampak Yamaha Jupiter bernopol B 6119 TOB terparkir. Rumah yang temboknya bercat krem itu berpagar besi hijau setinggi 1,5 meter dengan plastik fiber menutup kisi-kisinya. Rumah itu seperti rumah di Perumnas pada umumnya, tidak semewah kediaman Gayus di Gading Park View yang mentereng.
Ketua RT 3 Darno mengatakan keluarga Ida Ayu cukup tertutup dan jarang bergaul dengan warga.
"Sekeluarga tertutup sekali. Saya sebagai ketua RT saja susah nemuin. Dulu saya ngasih undangan pemilu sampai datang 5 kali ke rumahnya, tapi nggak ketemu," ujar Darno.
Belum lama ini, imbuh Darno, dia juga memberikan surat tagihan Pajak Bumi dan Bangunan. Namun tetap saja dia susah bertemu dengan keluarga itu. "Sampai saya titipkan tetangga sebelahnya," imbuh Darno.
Darno yang sudah 20 tahun tinggal di situ tidak mengenal Ida Ayu dan kedua anaknya yaitu istri Gayus dan adiknya, Muhamad Raditya Wibisana. Tetangga sebelah rumah pun, imbuhnya, tidak mengenal keluarga itu.
"Jangan kata saya RT-nya, tetangga sebelahnya saja nggak ada yang kenal. Itu sekeluarga benar-benar tertutup. Dan warga saya yang begitu ya cuma itu," kata Darno.
Darno mengaku mengenal Gayus kendati tidak akrab. "Saya pribadi dan warga juga kenal walaupun dia cuma mantu di situ," jelasnya.
Jakarta - Keberanian mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji membongkar makelar kasus di institusinya beresiko tinggi. Susno ditetapkan sebagi tersangka. Seharusnya keberanian Susno tidak dibalas pasal pencemaran nama baik.
"Dia itu whistle blower. Dia memberikan informasi untuk perbaikan dan bukan fitnah, untuk memberi tahu ada markus di kepolisian," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Kamis (25/3/2010).
Bambang menilai, langkah polisi menetapkan status tersangka kepada Susno terkait apa yang diungkapkan Susno, tidaklah tepat. Semestinya kepolisian mendahulukan untuk memeriksa dulu kebenaran tudingan Susno soal markus. Baru kemudian memeriksa Susno.
"Tapi kok penerimaannya tidak begitu ya," tanya pensiunan Polri berpangkat akhir Kolonel ini.
Bambang melihat apa yang dilakukan Susno ini bisa menjadi momentun yang tepat untuk membenahi Polri. Bambang pun berharap pimpinan puncak polri tidak menjadi bumper seakan-akan anggotanya bersih. "Padahal banyak penyakitnya, sudah seperti ini," ujarnya.
Menurutnya, Susno memang harus bertanggung jawab dengan tudingannya. Tetapi penggunaan pasal pencemaran nama baik tidaklah tepat.
"Dia sudah memberikan informasi untuk perbaikan, bukan fitnah, untuk memberi tahu ada markus di kepolisian, biar dibuktikan dululah," sarannya.
Ternyata telah dipersiapkan petasan terbesar di dunia untuk menyambut peringatan 17 Agustus 2009.
Namun sayangnya hal ini tidak disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia khususnya Presiden Terpiih RI Tahun 2009 pasca pemilihan presiden atau pilpres beberapa waktu lalu.
Saya yakin hal ini juga tidak akan diperbolehkan oleh seluruh negara di dunia, karena membawa dampak yang sangat serius bagi situasi keamanan internasional.
Beginilah Bentuk Petasan Tersebut jika saja Mereka Berhasil merakit
wuahahahahahaaaanjeeeennggg....Niat bener mo Ngancurin ni Bangsa
Kelompok terorisme jaringan Noordin M Top yang berhasil digerebek pihak kepolisian di Perumahan Puri Nusa Phala, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/8), ternyata sudah merencanakan serangkaian aksi serangan bom di Jakarta. Salah satunya, aksi bom mobil yang siap diledakkan setelah tanggal 17 Agustus 2009.
Dalam keterangan pers Sabtu (8/8) petang, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, berdasarkan pengakuan salah satu tersangka, Amir Ibrahim, seluruh aksi direncanakan di rumah yang dikontrak Ahmad Fery itu. Amir ditangkap polisi pada tanggal 5 Agustus lalu di Jakarta Utara.
"Sudah disiapkan satu kendaraan untuk bom bunuh diri dan sopir yang akan direkrut adalah IB alias Boim. Di safe house Jatiasih, disiapkan perangkat bom bunuh diri dengan kendaraan yang akan dilakukan setelah tanggal 17 Agustus," kata Bambang
Amir Ibrahim juga merupakan pelaku pemesan kamar 1808 Hotel JW Marriott. Di kamar tersebut, dua pelaku bom bunuh diri, Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana, sempat bermalam sebelum aksi pengeboman di Mega Kuningan.