Tokyo, - Ketika bos-bos di perusahaan Amerika Serikat (AS) diguyur dengan bonus yang melimpah, sejumlah pejabat di Jepang justru mengurangi fasilitas-fasilitas yang biasa digunakannya.

Salah satu contohnya adalah pejabat maskapai terbesar di Asia, yaitu Japan Airlines (JAL). Ketika petinggi perusahaan otomotif di AS masih berseliweran dengan pesawat jet pribadi, pejabat JAL rela naik bus umum untuk berangkat kerja bersama-sama dengan komuter lainnya.

Begitu juga Presiden Grup Elpida Memory, perusahaan pembuat chip komputer Jepang, Yukio Sakamoto yang secara sukarela bekerja tanpa digaji selama dua bulan. Ia melakukannya pada tahun lalu demi mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang terus memburuk.

Tak hanya itu, sebuah survei yang digelar surat kabar ekonomi Nikkei, pimpinan lebih dari 200 perusahaan publik di Jepang memotong gaji mereka sendiri sejak April tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan Jepang memang diketahui sudah hidup 'prihatin' bahkan sebelum resesi ekonomi dimulai.

"Kompensasi untuk CEO-CEO di Jepang jauh lebih rendah ketimbang CEO di AS," kata pengamat Hideaki Miyajima seperti dikutip AFP, Minggu (22/3/2009).

Alasan utama mengapa bos-bos di Jepang bisa hidup lebih prihatin adalah karena tipikal bos Jepang yang lebih seperti 'perwakilan pekerja'. Mereka juga punya jiwa kepemilikan yang besar terhadap perusahaan karena biasanya masuk ke perusahaan sejak lulus kuliah dan setelah melewati kompetisi yang ketat.

0 comments